Panen Perdana Padi dan Temu Lapang Kabupaten Enrekang
Rabu, 30 Oktober 2024, Panen Perdana Padi dan Temu Lapang Kegiatan Pendampingan dan Pengujian Penerapan SIP Tanaman Pangan, di Desa Taulan, Kec. Cendana, Kab. Enrekang. Kegiatan Panen ini dihadiri oleh PJ. Bupati Enrekang yang diwakili Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kab. Enrekang,
Kepala BSIP Sulsel yang diwakili oleh Kasubag Tata Usaha BSIP Sulsel, Perwakilan Kodim 1419 Kab. Enrekang, kepala Balai Pengawasan Sertifikasi Mutu Benih (BPSMB) TPH Provinsi Sulsel, Koordinator BPP Cendana Kapolsek, Camat, Kepala Desa Taulan, petani dan kelompok tani di Kec. Cendana, Kab. Enrekang.
Selaku penanggungjawab kegiatan Basrum, SP, M.Si menyampaikan kegiatan pendampingan dan pengujian penerap SIP tanaman pangan dengan fokus pada Penerapan SNI No 6233 tahun 2015 tentang benih inbrida dan penerapan GAP SNI No 8969 tahun 2021, budidaya Yang baik untuk tanaman padi terstandar sesuai agroekosistem Sulawesi Selatan yg dilaksanakan di Desa Taulan, Kec. Cendana, Kab. Enrekang. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kelompok Tani Sipatuo.
Serangkaian kegiatan pendampingan dan pengujian penerap SIP tanaman pangan melalui penerapan Indogap tanaman pangan 8969:2021 dan benih padi inbrida ber SNI No 6233 tahun 2015 dilakukan BSIP Sulawesi Selatan dalam memproduksi benih padi inbrida. Varietas unggul Cakrabuana Agritan menjadi pilihan sebagai bagian dari upaya mitigasi dalam mengantisipasi kekeringan karena varietas Cakrabuana Agritan adalah salah satu varietas padi toleran kekeringan. Berumur genjah yakni 105 hari setelah semai atau setara dengan 75-80 hari setelah tanam (hst). Potensi hasil sebesar 10,2 ton/ha dengan rata-rata hasil 7,5 ton/ha.
Kegiatan produksi benih padi terstandar yang dilaksanakan di Desa Taulan, Kec. Cendana, Kab. Enrekang dengan hasil panen ubinan didapatkan hasil mencapai 8 ton/ha GKP. Ini menandakan bahwa kegiatan penerapan instrumen pertanian sesuai SNI di kelompok ini sangat nyata, krn telah dilakukan proses sesuai standar dan telah didampingi bapak Andi Wahyudi yang mewakili Kepala Balai Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Selatan dalam sambutannya menyampaikan Kementerian Pertanian telah menetapkan berbagai program strategis yang diupayakan untuk mencapai swasembada.
Tantangan dalam mengoptimalkan produksi dan dalam menjaga keberlanjutan pertanian tidak dapat diabaikan. Utamanya dalam hal ketersediaan benih yang terstandar untuk mendukung peningkatan produktivitas.
Diharapkan dengan adanya pendampingan dan pengujian penerap standar instrumen pertanian tanaman pangan di Kab. Enrekang melalui produksi benih padi terstandar agar petani tidak lagi menggunakan benih asalan, sehingga produksi dan produktivitas usahataninya meningkat. Lanjut Kepala TU BPSIP Sulawesi Selatan menyampaikan bahwa penerapan Indo GAP tanaman pangan 8969:2021 dan benih padi inbrida ber SNI No 6233 tahun 2015 yang dilakukan tim BPSIP Sulawesi Selatan di Desa Taulan, Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang diharapkan output yang diperoleh dapat bermanfaat baik bagi peningkatan produksi dan adanya Satu Lembaga atau kelompok tani yang menerapkan standar instrumen pertanian berupa SNI benih inbrida dan Indo GAP tanaman padi, sehingga bisa menghasilkan bernih yang sesuai dengan standar sehingga kegiatan produksi benih padi ini memberikan dampak positif bagi Kabupaten Enrekang.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Enrekang, Bapak Addi, SP, MM menyampaikan kegiatan Kerjasama antara pemerintah daerah dan BPSIP Sulawesi Selatan yang diyakini akan berdampak besar dalam peningkatan produksi padi di Kabupaten Enrekang, selama ini banyak panen gabah dibawa ke Sidrap dan Pinrang yang menjadi nilai tambah bagi Kabupaten lain, padahal seharusnya dapat menjadi nilai tambah bagi Kabupaten Enrekang. Apresiasi dan terimakasih banyak untuk BPSIP Sulawesi Selatan yang telah menempatkan kegiatan pendampingan SIP Tanaman Pangan ini di Kabupaten Enrekang, kegiatan ini betul mendapat respon positif dari petani khususnya di desa Taulan, Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi untuk memberikan kesempatan bagi petani menyampaikan permasalahan yang dihadapi dilapangan.
Sumber : Basrum, Irmawaty Iskandar